Subscribe to RSS feed

Thursday, April 1, 2010

Terjebak

Kertas ini masih bersih sebelumnya. Belum ada noda atau tinta. Aku bahkan belum tahu apa yang ingin diceritakan karena segalanya mengalir apa adanya.
Kalau saja ini mimpi. Aku akan terus berlarian menggapai kenyataan. Menari indah tanpa koreografi, melukis cantik yang tak berbentuk, menulis lentik tanpa aturan.
Tapi kini berbeda! Kenyataan yang menjadikanku sebagai seorang pemimpi. Tetap menari indah, melukis cantik dan menulis lentik. Sendirian.
Ditembok serba putih ini aku terjebak. Tanpa rencana, tanpa tujuan dan mengalir.
Seorang perawat mendekat. Lagi-lagi menyuruhku untuk menelan beberapa butiran makanan yang pahit. Didadanya aku membaca tulisan itu lagi. Tulisan-tulisan yang tidak pernah berganti. RSJ.

-------
Oleh: Noer Afriyani / AvreeNoe ( Facebook )
Biografi singkat : Saya sangat menyenangi segala sesuatu tentang sastra dan telah membuat beberapa cerpen dan berharap dapat diterbitkan.
http://avreecan.blogspot.com
http://mymoco.multiply.com

Aku Melihat Diriku!

Aku melihat diriku terbaring tak berdaya di ruangan pucat ini. Bunda dan Kak Anya menangis sangat kencang. Ayah hanya menutup mata sambil memijat pelipisnya. Ada apa ini? Aku kenapa? Kenapa aku bisa melihat diriku sendiri? Apa aku sedang bermimpi?
“Arimbi,” aku tahu persis pemilik suara halus yang baru saja memanggilku.
“Kakek!” Iya, kakekku. Tapi dia sudah meninggal saat aku masih duduk di sekolah dasar.
“Ayo ikut kakek!”
Aku tidak bisa. Aku tidak mau. Aku tidak mengerti apa yang terjadi.
“Kita tunggu mereka di tempat kakek ya,” Ia tersenyum hangat dan merangkul bahuku. Tiba-tiba aku merasa terbang, semakin lama semakin tinggi.

-------
oleh: Nurilla Iryani. Life Lover. nurillairyani.wordpress.com