tag:blogger.com,1999:blog-61247593461002960052024-02-09T03:00:29.433+07:00Cerita Seratus KataTeh Nitahttp://www.blogger.com/profile/07662145022463623505noreply@blogger.comBlogger11125tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-1410854865959217982010-04-01T14:08:00.000+07:002010-04-01T14:10:05.592+07:00TerjebakKertas ini masih bersih sebelumnya. Belum ada noda atau tinta. Aku bahkan belum tahu apa yang ingin diceritakan karena segalanya mengalir apa adanya.<br />Kalau saja ini mimpi. Aku akan terus berlarian menggapai kenyataan. Menari indah tanpa koreografi, melukis cantik yang tak berbentuk, menulis lentik tanpa aturan.<br />Tapi kini berbeda! Kenyataan yang menjadikanku sebagai seorang pemimpi. Tetap menari indah, melukis cantik dan menulis lentik. Sendirian.<br />Ditembok serba putih ini aku terjebak. Tanpa rencana, tanpa tujuan dan mengalir.<br />Seorang perawat mendekat. Lagi-lagi menyuruhku untuk menelan beberapa butiran makanan yang pahit. Didadanya aku membaca tulisan itu lagi. Tulisan-tulisan yang tidak pernah berganti. RSJ.<br /><br />-------<br />Oleh: Noer Afriyani / AvreeNoe ( Facebook )<br />Biografi singkat : Saya sangat menyenangi segala sesuatu tentang sastra dan telah membuat beberapa cerpen dan berharap dapat diterbitkan.<br />http://avreecan.blogspot.com<br />http://mymoco.multiply.com100 Katahttp://www.blogger.com/profile/18102590150124676614noreply@blogger.com42tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-45087305461792248212010-04-01T14:05:00.000+07:002010-04-01T14:06:18.456+07:00Aku Melihat Diriku!Aku melihat diriku terbaring tak berdaya di ruangan pucat ini. Bunda dan Kak Anya menangis sangat kencang. Ayah hanya menutup mata sambil memijat pelipisnya. Ada apa ini? Aku kenapa? Kenapa aku bisa melihat diriku sendiri? Apa aku sedang bermimpi?<br />“Arimbi,” aku tahu persis pemilik suara halus yang baru saja memanggilku.<br />“Kakek!” Iya, kakekku. Tapi dia sudah meninggal saat aku masih duduk di sekolah dasar.<br />“Ayo ikut kakek!”<br />Aku tidak bisa. Aku tidak mau. Aku tidak mengerti apa yang terjadi.<br />“Kita tunggu mereka di tempat kakek ya,” Ia tersenyum hangat dan merangkul bahuku. Tiba-tiba aku merasa terbang, semakin lama semakin tinggi.<br /><br />-------<br />oleh: Nurilla Iryani. Life Lover. nurillairyani.wordpress.com100 Katahttp://www.blogger.com/profile/18102590150124676614noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-23048345204760610812010-04-01T14:01:00.000+07:002010-04-01T14:03:41.105+07:00Aku Benci PerokokAku benci perokok…<br />Tapi aku rindu melihatnya saat ia mulai meraih sebungkus rokoknya, membuka bungkusnya, mengambilnya sebatang, menyelipkannya di ujung bibirnya, dan mulai membakarnya...<br /><span style="font-style:italic;">Andai aku buta...<br /></span><br />Aku benci perokok…<br />Tapi aku rindu mendengar suara dari jari tangannya saat menjentikkan korek, dari bibirnya saat ia menghisap rokoknya dalam-dalam, dan dari hidungnya saat ia membuang jutaan partikel asap ke udara...<br /><span style="font-style:italic;">Andai aku tuli...<br /></span><br />Aku benci perokok...<br />Tapi aku rindu mencium aroma tembakau dari kulitnya saat tangannya menyentuh wajahku, dari hidungnya saat napasnya begitu dekat denganku, dan dari bibirnya saat ia mulai menciumku...<br /><span style="font-style:italic;">Aaah... andai aku tidak jatuh cinta dengan seorang perokok...<br /></span><br /><br />-------<br /><br />by : aquaregia *seorang perempuan yang percaya bahwa garis batas antara cinta dan persahabatan telah lama hilang sejak ia menikahi sahabatnya*<br /><br />blog : http://writingisthebestdiversion.blogspot.com/100 Katahttp://www.blogger.com/profile/18102590150124676614noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-39026836310587136872010-03-18T04:51:00.001+07:002010-03-18T04:51:36.571+07:00Sahabat Sehidup Semati<span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; border-collapse: collapse; "><p class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; ">Seperti biasa, kami berkumpul di rumahku untuk tertawa bersama. Lima orang sahabat yang berjanji akan menjadi sahabat sehidup semati. Tapi hari ini berbeda, kami tidak tertawa. Kami serius berbicara.</p><p class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; ">Seorang diantara kami akan segera mengakhiri masa lajangnya, dan kami sedang membuat perencanaan untuk merealisasikannya. Sedikit sekali derai tawa. Ah aku tak suka. Pernikahan pasti akan membuat kami jauh, pernikahan pasti akan membuat kami sibuk dan tak sempat bertemu.</p><p class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; ">Dor! Dor! Dor! Dor! Mereka tergeletak satu per satu.</p><p class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; ">Kulihat mereka.. dan pistol milik ayahku.</p><p class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; ">Maaf kawan, bukannya aku benci kalian, tetapi ini karena aku ingat janji kita.. Sahabat sehidup semati…</p><p class="MsoNormal" style="margin-top: 0px; margin-right: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; ">Dor!!</p><div><br /></div><div><br /></div><div>-----</div>Astridarum adalah seorang mahasiswa S2 yang sedang mangkir dari segala kewajibannya. Namun dia tidak pernah mangkir dari hobinya memasak, travelling, dan wisata kuliner. Oh ya! Dan difoto! :D<div><br /></div><div>blog: <a href="http://www.akusukamasak.com" target="_blank" style="color: rgb(42, 93, 176); ">www.akusukamasak.com</a></div></span>100 Katahttp://www.blogger.com/profile/18102590150124676614noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-18246612451564467832010-03-17T23:35:00.003+07:002010-04-02T00:00:31.020+07:00Puteri Indonesia<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Puteriku mematutkan diri di depan cermin. Sesekali ia tersenyum dan berputar. Matanya berbinar dan kadang mulutnya komat-kamit, bicara sendiri.</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">“Sedang apa, Nak?”</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">“Menjawab pertanyaan juri” jawabnya.</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">“Ceritanya Jelita lagi ikutan lomba apa?</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">“Pemilihan Puteri Indonesia, Mak”</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Aku tersenyum lalu kembali sibuk menekuni mesin jahitku, bekerja.</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">“Mak”</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">“Ya?”</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">“Jelita mau jadi Puteri Indonesia”</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">“Iya” jawabku sekenanya</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">“Tapi Puteri Indonesia ga boleh sumbing ya Mak?” Suaranya berubah sedih.</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Aku berhenti bekerja. Terpaku pilu, tak sanggup menoleh kepadanya.</span><br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;"> “Tunggu sampai utang-utang kita terbayar semua ya, Nak. Sampai lintah darat itu ga teriak-teriak lagi. Nanti emak nabung buat bayarin kamu operasi” janjiku dalam hati.</span><br />
<br />
<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: small;">Wulan Aquariyanti. Blogger. <a href="http://celotehsiulan.blogspot.com/" target="_blank">http://celotehsiulan.blogspot.<wbr></wbr>com</a></span>sndhttp://www.blogger.com/profile/11912118851479146899noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-55345967481204496282010-03-12T03:22:00.000+07:002010-03-12T03:23:10.782+07:00Perjalanan Sebutir Pasir<span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; border-collapse: collapse; ">Terlepas aku dari sandal usang itu. Terbangun dan mulai kuingat-ingat. Awalnya dari sebuah meteor.<br /><br />Serpihan jatuh ke bumi.<br /><br />Saat itu dinosaurus meraja-lela.<br /><br />Yaah, 65 juta tahun aku menemani ribuan kaki dan penutupnya.<br />Jatuh bangun peradaban.<br />Sampai seorang pangeran terjatuh dari kuda membawaku di sandalnya ke istana.<br />Megah hanya di luar. Di dalam penuh persaingan, keculasan, iri menutupi kebaikan.<br /><br />Akhirnya aku terbawa ke kampung ini.<br />Dan melekat lama sekali di sandal ini<br />Pemiliknya Pak Joko. Ia sangat miskin, tetapi jujur dan baik hati.<br />Lepas aku dari sandalnya dan bergabung ke adukan semen di rumah tetangga. Di dinding ini aku akan selama-lamanya.<br /><br />------------------------<br />kiriman: Krowter. Seorang dosen yang senang membaca dan menulis.</span>100 Katahttp://www.blogger.com/profile/18102590150124676614noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-53766273139175707852010-02-25T13:51:00.002+07:002010-02-25T13:55:56.872+07:00Hati-hati Sayang"Kamu hati-hati ya pas jalan sama dia!"<br />"Tapi aku kan jalannya bertiga sama temennya dia."<br />"Tapi temennya belum pasti ikut kan?"<br />"Iya sih."<br />"Kalo temennya ga jadi, kamu tetep jalan?"<br />"Aku gak mungkin balik lagi dari Tengerang ke Bekasi. Udah malem banget."<br />"Kalo ternyata perginya pagi, kamu nginep di rumahnya?"<br />"Kayak aku bilang, aku gak mungkin balik lagi ke Bekasi. Udah deh, dia kan sahabat kamu."<br />"Tapi dia gak tau hubungan kita."<br />"Ya udah, Sayang, percaya sama aku."<br />"Iya, Sayang."<br /><br /><span style="font-style:italic;">Kamu nggak tau aja apa yang mau dia lakuin ke kamu. Aku tau soalnya semua jurusnya aku yang ngajarin dulu.</span><br /><br /><br /><br />Krisna_AdityawanAndyhttp://www.blogger.com/profile/06916744533357959184noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-34658131335800093662010-01-28T07:48:00.001+07:002010-01-28T07:51:53.055+07:00Jangan ke SiniSudah kubilang kau jangan ke sini.<br />
Di sini semuanya berbeda.<br />
Di sini tidak ada yang kau kenal.<br />
Di sini kau bukan siapa-siapa.<br />
Tapi kau berkeras.<br />
Entah apa yang kau cari.<br />
Entah mengapa sekarang kau datang.<br />
Pasti bukan karena aku. Bukan pula dia. Bukan ini. Bukan itu.<br />
Apa kau sekedar ingin tahu?<br />
Apa kau sekedar bosan di sana?<br />
Apa?<br />
Meskipun kita berjumpa, aku mengajak.<br />
Sekarang marilah.<br />
Mari kita jalani.<br />
Mari kita telusuri.<br />
Mari kita cari apa yang kau cari.<br />
Kuharap kau tak akan kecewa.<br />
Karena kau tak akan bisa kembali.<br />
Tak ada lagi waktu menyesali, jika roh dan jasad sudah berpisah.<br />
<br />
<br />
kiriman: Krowter. Seorang dosen yang senang membaca dan menulis.100 Katahttp://www.blogger.com/profile/18102590150124676614noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-57613626679925657012010-01-26T09:54:00.000+07:002010-01-26T09:54:32.921+07:00Dia-nyaDia selalu merindukannya, walaupun keputusan meninggalkan dia adalah keputusannya. Cita-citanya terlalu berharga untuk dikorbankan dengan ikatan janji.<br />
<div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Kala dia tak kuasa menahan rasa rindu, diketikkan sebaris namanya di kolom mesin pencari. Semalaman dia memilah informasi demi informasi tentangnya, berharap menemukan gambarnya yang tersenyum, kabar karirnya yang menanjak atau keberadaannya di tempat antah berantah. Dia menemukan sebaris nama itu dan meraba lembut layar monitor. Berharap dia rasakan, secercah bukti kerinduannya akan dia.<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="NL">Esoknya dia mengetikkan lagi namanya, dan esoknya, dan esoknya.<o:p></o:p></span><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Hari ini namanya menghasilkan seribu empat ratus hasil pencarian. Baris ketiga membuat mata dia nanar: <i>link blog perkawinannya bulan depan.</i><br />
<br />
Kiriman <a href="http://gwangge.wordpress.com/">G.Wangge</a><br />
</div>Teh Nitahttp://www.blogger.com/profile/07662145022463623505noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-9266484057642943882010-01-26T08:16:00.001+07:002010-01-26T09:55:19.758+07:00Hanya Mimpisejenak aku merasa tangan aku digenggam oleh sesosok pria separuh abad..<br />
<br />
tersenyum ia padaku.<br />
<br />
selangkah demi selangkah kita berjalan bersama.<br />
<br />
di salah satu tempat favoritku, pantai.<br />
<br />
ia tersenyum dan berkata, “saya sayang kamu, putri kecilku.”<br />
<br />
gambaran pria berusia lebih dari setengah abad.<br />
<br />
gambaran yang saat itu sangat membuat ku merasa layaknya anak kecil yang bahagia.<br />
<br />
saat ku ingin membalas dengan “aku juga sayang …….”<br />
<br />
tak sempat ku ucap, langit-langit kamar menyambut kedua mataku terbuka perlahan…<br />
<br />
tersadar, sejenak merasakan seperti apa mempunyai figur ayah yang seharusnya dan merasakan seperti anak lainnya. sungguh luar biasa.<br />
<br />
lalu dalam hati, aku berkata “hanya mimpi…”<br />
<br />
<br />
<br />
Kiriman <a href="http://tjantikanindya.tumblr.com/">Tjantik Anindya</a>Teh Nitahttp://www.blogger.com/profile/07662145022463623505noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-6124759346100296005.post-5224764874948162452010-01-25T00:13:00.001+07:002010-01-25T00:13:14.820+07:00Kencan Sempurna<div class="MsoNormal">Definisi kencan sempurna buatku adalah: sebungkus rokok, ice lemon tea, kamu, dan obrolan kita. Seperti malam ini.<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Hai, cewek.” Aku mendongak. Kamu menatapku dengan cengiran jahilmu itu.<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Hai, nyet!” sahutku. Kamu justru menganggap itu adalah panggilan mesraku kepadamu.<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Malam berjalan menyenangkan. Penuh tawa. Toyoran dahi. Tatapan penuh cinta setiap beberapa menit bila kita kehabisan bahan pembicaraan. <br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Aku melirik jam tanganmu. <br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Sudah malam. Aku harus pulang,” kataku. <br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">“Kita akan bertemu lagi,” katamu. Aku menatapmu, mengangguk pelan.<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">Sebelum beranjak, aku memperhatikan pelayan kafe membereskan meja. Segelas ice lemon tea dan sebuah asbak. Kemudian aku melihat sosokmu memudar, masih dengan cengiran jahilmu itu.<br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal">penulis: nita <br />
</div>Teh Nitahttp://www.blogger.com/profile/07662145022463623505noreply@blogger.com0